[CERPEN] KALA ITU 1 || COKELAT PANAS
![]() |
KALA ITU (2) |
KALA ITU
Oleh: Cokelat Panas
Namaku Riris, disini aku akan menceritakan kisahku yang sedikit ruyam. Mungkin ini pertama kalinya dalam sejarah hidupku dimana aku mempunyai teman, sahabat, bahkan best friend for ever dengan seorang laki-laki. Seumur-umur aku tidak pernah bisa dekat dengan laki-laki karena aku hanyalah perempuan biasa yang bergaul dengan perempuan saja, bisa dibilang aku parno dengan laki-laki entah kenapa.
Namun, tepat tiga tahun lalu hidupku sedikit berubah, ada warna ketika dia datang. Namanya Iyan tapi aku lebih sering memanggilkan Yayan. Aku mengenalnya ketika kami duduk di bangku satu SMA, ketika Masa Orientasi Siswa lebih tepatnya.
Kala itu semua siswa baru berbaris di lapangan dengan beragam atribut aneh, namun saat itu aku kehilangan ikat pinggang yang terbuat dari permen yang disusun melingkar. Aku panik, bagaimana bisa hilang? Seingatku ketika berangkat sekolah tadi aku membawanya.
Kala itu semua siswa baru berbaris di lapangan dengan beragam atribut aneh, namun saat itu aku kehilangan ikat pinggang yang terbuat dari permen yang disusun melingkar. Aku panik, bagaimana bisa hilang? Seingatku ketika berangkat sekolah tadi aku membawanya.
Aku panik bukan kepalang ketika kakak senior berjalan hampir mendekat ke posisiku berbaris, namun diwaktu yang bersamaan ada seseorang mengulurkan ikat pinggang dari permen tersebut ke arahku dari belakang. Aku menoleh dan mendapati wajah seorang laki-laki tengah mengulurkan ikat pinggang permennya. "Nih pakek aja." Kalau tidak salah seperti itu ucapannya.
Karena kepanikan dan ketakutan aku pun segera mengambil ikat pinggang permen tersebut dari tangannya. "Maka--"
"Heh, ikat pinggangnya dipakek! Mau dihukum kamu!" Sentakan keras membuatku refleks berbaris rapi, aku pun segera memakai ikat pinggang tersebut.
Tidak lama kudengar kakak senior tersebut kembali menggetak. Aku pun menoleh dan mendapati laki-laki itu tengah digertak oleh kakak senior karena tidak membawa ikat pinggang. Sontak saja aku teringat sesuatu, bukankah ini salahku? Aku sudah membiarkan dia dihukum. Kenapa tadi aku menerima pinjaman ikat pinggangnya?!
•
"Sendirian aja?" Aku segera menoleh mencari sumber suara. Kulihat laki-laki berperawakan lebih tinggi dariku tengah berjalan mendekat. Aku ingat, bukannya dia yang tadi membantuku ketika aku kehilangan atribut MOS?
"Kamu--"
"Gue Iyan." Tangannya mengulur tanda perkenalan. Ragu-ragu kubalas uluran tangannya.
"Riris," ucapku lirih.
.
.
.
•
"Sendirian aja?" Aku segera menoleh mencari sumber suara. Kulihat laki-laki berperawakan lebih tinggi dariku tengah berjalan mendekat. Aku ingat, bukannya dia yang tadi membantuku ketika aku kehilangan atribut MOS?
"Kamu--"
"Gue Iyan." Tangannya mengulur tanda perkenalan. Ragu-ragu kubalas uluran tangannya.
"Riris," ucapku lirih.
.
.
.
Comments
Post a Comment