[CERPEN] KALA ITU (2) || COKELAT PANAS

KALA ITU (3)











KALA ITU
Oleh: Cokelat Panas

Sejujurnya aku sedikit risih dengan kedekatanku dengan Yayan karena seperti yang kubilang di awal jika aku belum pernah punya teman laki-laki.

Yayan mengikuti langkahku ketika pembimbing memanggil anak kelas sepuluh untuk berkumpul kembali ke aula. Pergerakanku jadi tidak nyaman, salah tingkah, berkali-kali aku memperlambat langkah agar dirinya melewatiku tapi sepertinya anak itu sengaja berjalan di belakangku.

"Kenapa grogi gitu sih?" Tanyanya yang masih berjalan di belakangku.

Sontak aku menghentikan langkah kakiku dan bruk! Tubuhku terhuyung ke depan ketika seseorang menabrakku. Aku mengaduh dan buru-buru membalikkan badan, kulangkahkan kaki mundur selangkah ketika sosok Yayan berada dekat denganku.

"Kalo mau berenti bilang kenapa deh," ucapnya.

"Ya kenapa nggak liat depan?" Refleks aku mengatakan demikian padanya.

Yayan tersenyum, senyum yang manis tapi jujur aku tidak tahu apa maksud dari senyum tersebut. "Yuk ke aula, udah dipanggil nanti dihukum kalo sampe telat." Tanpa ijin ia menggandeng tangan dan menarikku menuju aula.

Aku tertegun, menatap lekat genggaman tangannya. Perasaan aneh menjalar di setiap aliran darah pada tubuhku, bulu kuduk meremang, perasaan apa ini? Ada apa dengan diriku? Perasaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya.

KALA ITU (3)



Masa Orientasi telah usai, tiga hari yang melelahkan sekaligus mengerikan itu telah berakhir.

Hari ini aku berangkat pagi-pagi untuk mencari kelas baruku. Kulangkahkan kaki menuju papan pengumuman mencari kelasku berada di mana. Sesampainya di papan pengumuman, tepatnya berada di koridor pertama, kubaca satu persatu, mencari namaku di sana, telunjukku berhenti pada nama...

"Riris Ariningtyas." Bukan. Suara itu bukan berasal dari mulutku. Buru-buru kuturunkan tanganku yang ketika itu masih menunjuk papan pengumuman. "Kelas kita sebelahan," lanjut suara itu tapi aku belum berani menolehkan kepala. Aku belum berani mengakui jika orang di belakangku adalah dia.

Beberapa detik setelah itu, tangannya menunjuk papan pengumuman, berhenti tepat pada nama Raihan Ananta. Sontak aku menolehkan kepala untuk melihat siapa orang di belakangku.

Deg! Yayan? Ya, aku tidak salah orang, ia adalah Yayan, seseorang yang saat pertama kali bertemu memperkenalkan dirinya dengan nama Iyan. Seseorang yang beberapa hari lalu muncul di kehidupanku. Raihan Ananta, jadi itu namanya.

Comments

Popular posts from this blog

[CERBUNG] IBU (GURU) UNTUK ANAK-ANAK KITA Part 1 || COKELAT PANAS

[CERBUNG] IBU (GURU) UNTUK ANAK-ANAK KITA Part 2 || COKELAT PANAS

[CERPEN] KALA ITU 1 || COKELAT PANAS