[CERPEN] LUKA || COKELAT PANAS

KALA ITU Part1
















LUKA
Oleh: Cokelat Panas

Tentang hati, selalu ada cara ia mempermainkan pemiliknya. Tentang hati, banyak cara ia memberi luka dan luka, walau begitu aku selalu menghargai apa yang hati lakukan, apa yang hati rasakan walaupun harus kembali membuat luka dan menambalnya, begitu seterusnya.

Aku kembali termenung ketika netra ini menangkap sosok laki-laki tampan berjalan mendekatiku, ia tersenyum, senyum yang entah sudah berapa ribu kali kulihat, senyum yang selalu membuat bibir dan hatiku tersenyum amat lebar. "Alvin." Suaraku lirih, ia kembali tersenyum dan melebarkan langkahnya supaya segera sampai pada posisiku berdiri.

"Lama nggak?" Tanyanya sesampainya di depanku.

Aku tak segera menjawab, mataku memicing dengan senyum miring. "Kalo lama berarti traktir ice cream dong ya?!" Ucapku bersemangat.

"Enak aja! Kemaren udah Din, jangan suka malak orang deh!" Jawab Alvin sambil mengacak rambut sebahuku sampai berantakan.

Aku hanya meringis sambil berusaha menghentikan aksi jahilnya setiap bersamaku. Jujur, sentuhan sederhananya yang seperti ini yang selalu membuatku nyaman bersamanya walaupun hubungan kami hanya sekedar sahabat tapi aku amat-sangat bahagia bisa selalu ada di sampingnya.

"Makan yuk!" Ajakan Alvin sontak membuatku memusatkan pandanganku ke netra laki-laki itu beberapa detik, amat fokus.

Kalau aku mencintaimu bagaimana Vin?

"Din?"

"Eh? Makan? Yok makan, aku juga laper. Traktir ya Vin, iya Dinda cantik kamu aku traktir!!!" Ucapku kembali bersemangat dan malah menjawab ucapanku sendiri. Sebelum Alvin kembali mengacak rambutku, aku segera berlari dan disusul dengan Alvin yang berusaha mengejarku.

Apakah rasa suka itu juga termasuk sayang dan cinta? Aku sayang kamu Vin, kamu sahabatku tapi dari caramu memperlakukan aku kadang membuat hatiku berkata bahwa aku tidak hanya mengangapmu sahabat. Kamu istimewa di mata dan hatiku Vin, tapi kenapa terlalu menyakitkan untuk mengungkapkan pada diriku sendiri kalau hati ini mengatakan iya? Kenapa terasa sakit Vin?

"Din, aku punya kabar gembira." Suara khas Alvin membuatku tersadar dari lamunan.

Aku menoleh, menatap wajah Alvin dalam, berusaha mencari jawaban itu sendiri tapi tidak ada, laki-laki itu hanya menggerakkan alisnya naik turun, "apa?"

"Aku.. jadian sama Falerin!" Ungkapan itu.. bak peluru yang masuk dalam ke dalam jantungku, rasa sesak dan sulit bernapas pun kurasakan. Kenapa ini? Kenapa bisa Tuhan?! "Akhirnya setelah sekian lama aku bisa nembak Fale juga, makasih ya Din.. berkat kamu selama ini aku jadi berani nyatain perasaan aku ke Fale." Alvin kembali bersuara tapi aku tak kunjung merespon.

Jika sejak awal aku diberi pilihan bertemu atau tidak denganmu, aku akan memilih tidak ingin dipertemukan denganmu. Untuk apa Vin jika kamu datang hanya membuat luka pada diriku?! Untuk apa kamu datang jika kebahagiaanmu membuat luka lebar dihatiku?! Untuk apa aku tanya?!

"Din? Kamu seneng kan?" Tangan Alvin melambai di depan wajahku.

Aku menoleh, tidak.. aku tidak boleh menangis. "Kebahagian kamu, kebahagiaan aku juga, Vin." BOHONG! Semua itu bohong! Semua yang keluar dari bibirku adalah kejahatan yang fatal!

Alvin tersenyum, ia kembali menempelkan telapak tangannya di puncak kepalaku, tidak mengacak rambutku melainkan membelainya lembut. "Makasih Din, kamu sahabat terbaik aku. Kamu yang selalu bantu aku selama ini, jadi ya hari ini kamu mau makan apa aja aku yang bayar. Oke?"

Aku hanya mengangguk.

"Oh ya, aku harus jemput Fale. Kamu aku tinggal nggak papa kan?" Alvin gelagapan, ia seperti melupakan sesuatu. Mana mungkin? Mana mungkin ia melupakan kekasih barunya saat bersamaku. "Aku duluan ya?"

Kutarik ujung bibirku terpaksa, tanganku segera mengambil tangan Alvin yang masih berada di kepalaku. "Gih cepetan dijemput, entar ngambek." Kulihat laki-laki yang sudah mengisi hari-hariku hampir dua tahun itu tersenyum manis dan ia pun berlalu setelah mengucapkan selamat tinggal.

Ya.. selamat tinggal Alvin, selamat tinggal rasa cinta, selamat tinggal kebahagiaan, dan selamat datang untuk luka dan kesedihan.

-END-

Comments

Popular posts from this blog

[CERBUNG] IBU (GURU) UNTUK ANAK-ANAK KITA Part 1 || COKELAT PANAS

[CERBUNG] IBU (GURU) UNTUK ANAK-ANAK KITA Part 2 || COKELAT PANAS

[CERPEN] KALA ITU 1 || COKELAT PANAS